FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA TOPIK 2 T2.7. AKSI NYATA

Lembar Kerja 2.3. Aksi Nyata

 

Menjadi Guru yang Memerdekakan Siswa

Pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengajaran adalah bagian penting dalam pendidikan karena pendidikan sebenarnya bertujuan menjadi wadah untuk mengembangkan potensi siswa dan membantunya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat. Pengajaran dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian ilmu dan keterampilan yang akan berguna untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan dan pengajaran memiliki peran yang penting sebagai landasan atau dasar sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan dan pengajaran memiliki keterkaitan dan berkontribusi dalam upaya pembentukan karakter dan meningkatkan kualitas penerus bangsa.

Sebagai seorang guru hendaknya tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi akademis saja, tapi juga harus berfokus untuk membentuk generasi bangsa berkarakter unggul dan berdaya saing. Untuk mewujudkan itu, maka proses pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang interaktif, inovatif, relevan dengan kebutuhan zaman, dan memerdekakan siswa. Menjadi seorang guru yang memerdekakan siswa adalah hal yang saya idamkan dan selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dimana memerdekakan siswa berarti memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki, mengasah untuk berpikir kritis, dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.

Pendidikan yang memerdekakan siswa berdasar pada prinsp dimana setiap siswa memiliki hak untuk mengembangkan potensinya masing-masing secara optimal tanpa adanya tekanan untuk mengikuti cara orang lain. Berdasar pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus membantu siswa untuk menemukan jalannya sendiri dan mengembangkan bakat dan minatnya yang dimiliki. Dapat diartikan pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik tetapi mendorong siswa dalam mengembangkan sosial, emosional, dan spiritual.

Menjadi guru yang mampu berperan sebagai fasilitator yang baik adalah hal yang saya idamkan. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Pembelajaran dapat dilakukan dengan diskusi kelompok, proyek, dan berbasis masalah. Dengan pembelajaran demikian, maka akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Memerdekakan peserta didik berarti guru harus mampu membangun hubungan yang postif dengan siswa. Guru harus memiliki rasa empati, sabar, dan peduli agar menciptakan kenyamanan bagi siswa sehingga siswa akan mudah dan tidak takut dalam menyampaikan ide. Memiliki hubungan yang postif akan membuat guru dan siswa memiliki hubungan emosional. Selain itu, lingkungan belajar yang inklusif membuat siswa menjadi lebih dihargai dan termotivasi dalam belajar.

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik juga berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara antara lain kodrat alam dan kodrat zaman, budi pekerti, dan sistem among. Kodrat alam dan kodrat zaman diartikan sebagai pendidikan harus memperhatikan minat dan bakat siswa agar mampu berkembang secara optimal dan dapat menjawab tantangan zaman. Budi pekerti merupakan perpaduan antara gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti dapat diartikan dengan perpaduan cipta dan karsa. Sistem among yang dimaksud adalah ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” artinya di depan memberikan teladan, di tengah memberikan ide dan gagasan, dan di belakang memberikan motivasi dan dukungan.  Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara pendidikan dan pengajaran harus mencerminkan dan menghormati budaya lokal untuk dijadikan bekal dalam menghadapi tantangan zaman. Kebudayaan menggandung nilai, tradisi, adat istiadat, dan norma-norma sosial yang menjadi dasar dalam membentuk masyarakat yang memiliki budi pekerti.

Beberapa strategi  yang dapat diterapkan dalam upaya menciptakan pembelajaran yang memerdekakan siswa antara lain Pertama, pembelajaran berpusat pada siswa. Kedua, Pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kebebasan peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman minat, kesiapan, dan profil belajar. Pembelajaran seperti ini akan membuat siswa mampu mengekspresikan dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan berpengaruh pada meningkatnya motivasi siswa. Ketiga, culturally responsive teaching diterapkan untuk menghormati latar belakang budaya siswa agar merasa dihargai dalam proses belajar. Keempat, pengembangan keterampilan sosial harus dilakukan untuk mengajarkan kolaborasi dan komunikasi agar siap berkontribusi positif dalam masyarakat. Kelima, guru harus membina rasa percaya diri siswa dengan memberikan ruang untuk mengembangkan ide tanpa takut salah atau dihukum.

Implementasi model pendidikan yang memerdekakan siswa. Dimana tidak hanya berfokus pada pengetahuan tetapi membebaskan siswa susuai dengan batas konvensional pendidikan. Hal ini membuat siswa mandiri, kritis, dan bertanggung jawab. Menjadi guru yang memerdekakan siswa bukanlah hal yang sulit jika dapat memahami prinsip-prinsip dasar pendidikan yang merdeka. Memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang, mendukung mereka dalam mengeksplorasi minat dan bakat, serta menjadi teladan dalam sikap dan nilai-nilai positif, maka akan membentuk generasi pemimpin masa depan yang percaya diri dan berdaya saing.

Post a Comment

0 Comments