UJIAN TENGAH SEMESTER FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

UJIAN TENGAH SEMESTER

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

PPG BAGI CALON GURU GELOMBANG 2

Disusun Untuk Memenuhi UTS Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Rida Fironika Kusumadewi, S.Pd., M.Pd.

 



Oleh :

Vannesa Almayra Nugroho

24402400744

PPG/ PGSD C

 

 

PROGRAM STUDI PPG BAGI CALON GURU

FAKULTAS KEGUURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2024


SOSOK GURU MASA DEPAN

Pendidikan bagi suatu bangsa sangatlah penting. Melalui pendidikan yang baik akan membetuk generasi bangsa yang unggul dan berkualitas. Pendidikan sebenarnya memiliki tujuan untuk menjadi wadah mengembangkan potensi dan bakat peserta didik. Pendidikan berguna untuk menyiapkan peserta didik agar siap menghadapi berbagai tantangan zaman. Pendidikan menurut (Ngongo et al., 2019) diartikan sebagai salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya yaitu guru atau pendidiknya.  

            Guru masa depan tidak hanya berperan untuk mengajarkan materi saja. Tetapi guru masa depan memiliki peranan sebagai planner, inovator, motivator, capable personal, dan developer (Nikmah, 2024). Berperan sebagai planner diartikan guru memiliki program kerja pribadi yang jelas dan terstruktur. Program yang dimaksud tidak sebatas kegiatan rutin setiap hari namun juga program semester, satuan pembelajaran dan lain sebagainya. Guru harus memiliki rancangan pembelajaran yang akan dilakukan agar hasil belajar peserta didik dapat maksimal. Peranan lainnya yakni sebagai inovator dimana guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan karakteristik dan perkembangan zaman. Peranan guru masa depan lainnya adalah dengan menjadi motivator. Guru mesa depan harus memiliki semangat terus belajar untuk memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas bagi peserta didiknya. Pendidik juga harus memotivasi peserta didik untuk semangat belajar meraih cita-citanya. Guru masa depan memiliki peranan capable personal dimana memiliki kecakapan dan keterampilan yang memadahi sehingga dapat mengelola proses pembelajaran menjadi baik. Sedangkan peranan guru masa depan yang lain adalah sebagai developer maknanya guru harus terus melakukan pengembangan diri dan menyalurkannya pada peserta didiknya. Termasuk dengan mengembangkan diri menggunakan IPTEK.

            Perkembangan zaman menuntut guru untuk berkembang dan memiliki berbagai peran seperti planner, inovator, motivator, capable personal, dan developer. Jika ditarik mundur dan sesuai pengalaman pribadi saya saat bersekolah di SD tahun 2007 hingga 2013 guru saya hanya berfokus pada penyampaian materi. Pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media apapun. Beranjak dari sinilah membuat semangat saya tergugah untuk menjadi guru profesional yang kreatif, mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak hanya berfokus pada penyampaian materi tapi juga meningkatkan potensi dan bakat peserta didik.

            Keiginan saya menjadi guru profesional saya wujudkan dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Melalui pendidikan inilah saya lebih mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi guru profesional agar mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas. Khususnya pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia membuat saya belajar dan mengetahui cara menjadi guru profesional yang sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

            Dewasa ini, pendidikan telah berpihak pada peserta didik dimana pembelajaran dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik baik gaya belajar, minat, dan kesiapan belajar. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat secara optimal meningkatkan potensi dan bakat yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yakni “Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”. Dari sinilah saya memahami bahwa ketika menjadi guru saya akan menajdi fasilitaor dan tidak akan memaksa peserta didik mengikuti cara belajar maupun bakat saya. Misalnya peserta didik yang memiliki bakat pada bidang voli namun lemah dalam Matematika maka akan terus saya dukung bakatnya dan mengarahkan agar bakat tersebut menjadi terasah tanpa mencemooh kekurangannya dalam bidang Matematika.

Sebagai seorang guru masa depan saya tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi akademis saja, tapi juga harus berfokus untuk membentuk generasi bangsa berkarakter unggul dan berdaya saing. Hal tersebut selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan dan pengajaran memiliki peran yang penting sebagai landasan atau dasar sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan dan pengajaran memiliki keterkaitan dan berkontribusi dalam upaya pembentukan karakter dan meningkatkan kualitas penerus bangsa. Untuk mewujudkan itu, maka proses pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang interaktif, inovatif, relevan dengan kebutuhan zaman, dan memerdekakan peserta didik. Menjadi seorang guru yang memerdekakan peserta didik adalah hal yang saya idamkan dan selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dimana memerdekakan peserta didik berarti memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki, mengasah untuk berpikir kritis, dan melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran.

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik berdasar pada prinsip dimana setiap peserta didik memiliki hak untuk mengembangkan potensinya masing-masing secara optimal tanpa adanya tekanan untuk mengikuti cara orang lain. Pendidikan yang memerdekakan peserta didik memiliki tujuan menghindari bentuk keterbelakangan dan memberikan perlakuan adil kepada peserta didik (Silvia Wardani, Masduki Asbari, 2023). Berdasar pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus membantu peserta didik untuk menemukan jalannya sendiri dan mengembangkan bakat dan minatnya yang dimiliki. Dapat diartikan pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik tetapi mendorong peserta didik dalam mengembangkan sosial, emosional, dan spiritual.

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik juga berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara antara lain kodrat alam dan kodrat zaman, budi pekerti, dan sistem among. Kodrat alam dan kodrat zaman diartikan sebagai pendidikan harus memperhatikan minat dan bakat peserta didik agar mampu berkembang secara optimal dan dapat menjawab tantangan zaman. Budi pekerti dapat diartikan dengan perpaduan cipta dan karsa. Sistem among yakni Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karso Tut Wuri Handayani artinya di depan memberi contoh, di tengan memebrikan motivasi, dan di belakang memberi dorongan. Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara pendidikan dan pengajaran harus mencerminkan dan menghormati budaya lokal untuk dijadikan bekal dalam menghadapi tantangan zaman. Kebudayaan menggandung nilai, tradisi, adat istiadat, dan norma-norma sosial yang menjadi dasar dalam membentuk masyarakat yang memiliki budi pekerti. Sebagai guru masa depan saya akan memegang prinsip-prinsip tersebut agar pembelajaran berpihak pada peserta didik dan mendapatkan hasil yang optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Ngongo, V. L., Hidayat, T., & Wiyanto, W. (2019). Pendidikan di Era Digital. Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.

Nikmah, L. N. (2024). Guru Idaman Masa Depan. CV Adanu Abitama.

Silvia Wardani, Masduki Asbari, K. I. M. (2023). Pendidikan yang Memerdekakan, Memanusiakan dan Berpihak pada Murid. Jisma, 2(oktober), 36–43. https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/479

 

Post a Comment

0 Comments