Pengalaman apa yang membuat Anda menjadi rindu sekolah, atau, pengalaman apa yang membuat Anda kehilangan motivasi untuk bersekolah? (pilih salah satu)
Pengelaman yang membuat saya rindu sekolah yakni Pertama, guru. Guru saya sejak sekolah dasar hingga kuliah selalu berusaha meningkatkan potensi dan bakat saya tidak hanya dalam bidang akademik tetapi dalam hal non-akademik juga. Sehingga saya merasa terus medapatkan dukungan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan.
Kedua, lingkungan sekolah. Saya merasa lingkungan sekolah yang berisi fasilitas yang memadahi memberikan kemudahan bagi saya untuk mengembangkan diri. Misalnya adanya laboratorium musik. Saya dapat belajar alat musik dan bernyanyi di sekolah. Lingkungan pertemanan yang saling mendukung menjadi faktor saya merindukan sekolah. Tidak hanya itu, jika saya sedang sedih mereka selalu berusaha untuk menghibur dan menolong apabila saya dalam kondisi kesulitan.
Peristiwa apa yang membuat Anda merasa berkembang dan belajar sebagai seorang pembelajar?
Peristiwa yang membuat saya merasa berkembang dan belajar menjadi seorang pembelajar yakni Pertama, saat saya duduk di bangku sekolah dasar di SDN 6 Pecangaan Jepara saya mengusulkan diri saya sendiri untuk mengikuti lomba baca puisi. Sebenarnya, saya belum memiliki pengalaman untuk lomba. Namun, guru saya memberikan keparcayaan itu kepada saya untuk mengikuti lomba puisi mewakili sekolah di tingkat kecamatan. Setiap hari saya berlatih puisi. Latihan tidak hanya saya lakukan di sekolah, tetapi di rumah saya juga melakukan latihan. Guru dan orang tua saya selalu memberikan semangat dan motivasi kepada saya agar berani mencoba hal baru dan berani tampil di depan banyak orang. Saya merasa mental saya mulai terbentuk saat itu. Berkat dukungan pihak sekolah dan orang tua akhirnya saya mampu menjadi juara 1 di lomba baca puisi tersebut. Dari sinilah saya mulai menemukan bakat saya dan sejak saat itu hingga sekarang saya masih aktif mengikuti lomba baca puisi.
Kedua, saat bersekolah di SMPN 1 Pecangaan Jepara dimana terdapat peristiwa di kelas 2 saya ditunjuk menjadi ketua kelas. Dari sini saya belajar mengenai cara menjadi pemimpin yang baik, cara menyampaikan peraturan kepada teman-teman namun harus memikirkan agar mereka tidak tertekan, lebih mengerti displin waktu. Di bangku SMP ini melalui kesempatan menjadi ketua kelas saya dapat belajar memahami karakter orang lain dalam hal ini adalah guru dan teman. Dengan memahami karakter orang lain, saya dapat berkomunikasi dengan orang tersebut dengan tepat. Misalnya ada karakter yang mudah tersinggung jadi saya harus lebih menjaga tutur kata. Pada bangku SMP saya suka dan semangat mengikuti organisasi. Di kelas 1 dan 2 saya menjadi pengurus OSIS koordinator bidang seni dan budaya. Kesempatan ini saya gunakan untuk belajar bagaimana membuat program yang mampu meningkatkan kreativitas peserta didik melalui seni. Berkat bimbingan dan arahan dari pembina OSIS akhirnya terciptalah program “Mading Penuh Cerita” program ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk unjuk karya apapun itu dapat berupa karikatur, hasil membatik, cerita gambar, dan lain sebagainya. Setiap satu minggu isi mading akan diganti dengan karya baru. Program ini mendapat tanggapan bagus dari para guru dan teman-teman saya yang pada waktu itu menjadi peserta didik SMPN 1 Pecangaan Jepara. Pengalaman menjadi pengurus OSIS koordinator bidang seni dan budaya ini menjadi bekal bagi saya bahwa setiap pembuatan program harus disesuaikan dengan kebutuhan dan melihat manfaat yang diperoleh.
Ketiga, saat bersekolah di SMAN 1 Pecangaan Jepara. Saya pernah mengikuti Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia Tingkat Nasional. Bidang seni yang di lombakan adalah baca puisi sesuai dengan yang saya suka. Sedangkan, di olimpiade saya dan peserta lainnya harus mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Lomba ini dilaksanakan di Jakarta. Peserta tidak hanya dari sekolah negeri tetapi juga berasal dari sekolah swasta yang bertaraf internasional. Tantangan selain harus belajar lebih giat mengenai materi, saya juga harus mengurus agar lomba saya ini dapat dibiayai oleh pihak sekolah karena sebelumnya sempat mengalami penolakan. Akhirnya setelah berdiskusi pihak sekolah bersedia membiayai saya untuk olimpiade di Jakarta. Semangat dan dukungan dari orang tua, guru, dan sahabat membuat saya merasa semakin percaya diri dan harus membuktikan bahwa saya bisa dan menunjuukan sekolah negeri dapat bersaing dengan sekolah bertaraf internasional. Pada olimpiade ini, saya meraih medali perunggu.
Keempat, saat kuliah S1 di Unisnu Jepara saya belajar hal baru yakni cara mengajar yang baik dan benar agar peserta didik saya nantinya mudah memahami materi. Dalam masa perkuliahan ini saya juga diajari dosen saya untuk membuat video yang menarik. Kemudian saya kembangkan untuk membuat video lainya seperti membuat video media promosi kesehatan. Sehingga saya dapat memperoleh ”Juara Terbaik Katergori Video Promosi Kesehatan” yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada pada 2021.
Anda tentu mempunyai sosok guru idola? Mengapa anda mengidolakannya?
Saya memiliki sosok guru idola yakni Pertama, Dian Ismawati, S.Pd beliau merupakan guru Bahasa Inggris saat saya kelas 1 di SMPN 1 Pecangaan Jepara. Saya mengidolakannya karena setiap pembelajaran beliau menggunakan media yang bervariasi seperti menggunakan media lagu, video pembelajaran, dan flash card. Selain itu, pembelajaran dilaksanakan dengan cara diskusi kelompok bukan didominasi menggunakan ceramah. Dengan pembelajaram seperti ini saya dan teman-teman merasa senang untuk belajar. Dari sinilah saya berkaca dan bertekad untuk menjadi guru seperti beliau yang kreatif dalam mengajar.
Kedua, Dasiman, S.Pd., M.Pd merupakan guru Bahasa Indonesia yang saya temui saat bersekolah di SMAN 1 Pecangaan Jepara. Saai ini beliau menjadi dosen di Universitas Sultan Agung Semarang. Saya mengidolakannya karena beliau selalu memahami keaadan peserta didik dan mendukung potensi para peserta didik. Saat saya lolos seleksi Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia Tingkat Nasional beliau adalah orang yang berada dipihak saya untuk membantu mengurus keperluan olimpiade agar dibayai oleh sekolah. Sebab, saat lolos seleksi pihak sekolah sempat menolak untuk membiayai saya pergi olimpiade ke Jakarta. Beliau kekeh untuk memperjuangkan saya agar dibiayai sekolah karena menurut beliau saya memiliki potensi. Menurut beliau hasil menang atau kalah adalah hal biasa dalam lomba. Tetapi memfasilititasi peserta didik segala upaya harus dilakukan oleh pihak sekolah. Saat itu saya berusaha agar melakukan yang terbaik sehingga dapat meraih medali perunggu. Melihat kegigihan beliau dalam memperjuangkan saya untuk mengikuti olimpiade ini membuat saya termotivasi agar kelak saat saya menjadi guru harus mendukung segala potensi peserta didik.
Cobalah anda renungkan selama sekolah dan kuliah, proses belajar apa yang dampaknya saudara rasakan sampai saat ini? (diharapkan mahasiswa mengungkapkan proses kognitif dan afektif yang didapat selama belajar)
Bagi saya proses belajar yang sampai sekarang ini saya rasakan dampaknya adalah ketika saya belajar menulis di bangku sekolah dasar yakni di SDN 6 Pecangaan Jepara. Sejak SD saya senang menulis puisi. Ketertarikan saya dalam belajar menulis terus saya lakukan. Saat besekolah di SMPN 1 Pecangaan Jepara saya mengembangkannya dengan cara belajar bersama guru untuk menulis cerita pendek. Karya saya tersebut dimuat di mading SMP. Sedangkan saat bersekolah di SMAN 1 Pecangaan karya tulis saya berupa cerita pendek dan puisi sering dimuat pada majalah sekolah. Saat berkuliah mendapatkan bimbingan dan berkolaborasi dengan dosen saya untuk menulis buku dan artikel. Buku karya saya yang sudah terbit adalah Cerita Rakyat di Jepara dan Pendidikan Inklusi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar.
Dampak yang saya rasakan hingga saat ini adalah mengetahui bagaimana cara menuangkan ide berbentuk tulisan dan menulis yang baik dan manarik. Baik itu menulis cerita pendek, puisi, buku, dan artikel. Selain itu, dengan saya belajar menulis saya menjadi berani untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan, memecahkan stigma bahwa menulis itu sulit, dan menulis mendorong saya untuk selalu semangat dalam membaca. Karena saat menulis tentu membutuhkan referensi yang banyak.
Mengapa saya memilih menjadi guru? Dan bagaimana saya menjadi guru yang berpihak pada peserta didik?
Keinginan menjadi guru muncul sejak saya duduk di bangku SMP. Hal ini dikarenekan saya suka dengan anak-anak dan mengidolakan guru Bahasa Inggris di SMP saya yang selalu kreatif dalam mengajar. Keinginan saya semakin kuat ketika saya mengikuti Kampus Mengajar Angkatan 4 pada tahun 2022. Saya di tempatkan di SDN 3 Karangrandu Jepara dimana banyak ditemukan peserta didik kelas 1 yang belum mampu membaca dan berhitung. Melihat kondisi seperti ini membuat saya bertekad untuk menjadi guru dan harus andil dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Disamping itu, Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Indonesia memberikan pemikirannya bahwa pendidikan hendaklah menuntun kodrat yang ada pada setiap anak agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota dalam masyarakat. Berdasarkan pemikiran tersebut, saya menjadi semakin termotivasi dan diri saya terdorong untuk mencerdaskan peserta didik.
Menjadi guru yang berpihak pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpendapat. Selain itu, memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuannya tidak harus mengikuti keinginan gurunya. Artinya peserta didik diberikan kebebasan untuk memahami materi dengan caranya. Misalnya peserta didik dengan gaya belajar visual, guru tidak boleh memaksanya untuk belajar dengan gaya audio. Lingkungan belajar yang baik menjadi hal penting yang harus diciptakan demi kepentingan perkembangan peserta didik. Seperti dengan menciptakan suasana ruang yang nyaman dan penuh kreasi peserta didik, memperbanyak interaksi dengan peserta didik, guru harus selalu adil, memahami latar belakang dan memberikan dukungan kepada peserta didik. Pembelajaran berpihak pada peserta didik juga berarti guru membutuhkan konfirmasi peserta didik terkait sejauh mana pemahaman materi apakah ada kusulitan atau sudah mampu dimengerti.
0 Comments